selamat datang di blog sederhana saya :D

Kamis, 15 Mei 2014

15 Mei 2014 Part #1



Alhamdulillah, hari baru lagi kawan…
15 Mei 2014. Yah, tepat saat saya memostingkan tulisan ini.
Kali ini saya akan menceritakan kisah-kisah yang saya alami hari ini. Warna warni. Hehe

#1. Tetanggaku idolaku?
Bukan! Tetanggaku bukan idolaku! Tetanggaku adalah mereka yang sudah saya anggap saudara.
Cerita ini berawal semalam, kurang lebih pada pukul 10:30 wita. Saya tengah menonton TV di kamar yang entah nonton film apapun itu, saya tidak ingat, karena saya juga sibuk dengan facebook. Heheh. Ditengah keasikan saya, kakak laki-laki (sebagian orang biasanya panggil abang) saya memanggil sambil langkah kakinya menaiki tangga terdengar oleh saya. “Rul… rul…. Buka pintu rul. Cepat Rul..” Panggil kakak saya sambil memukul-mukul pintu kamar saya. “Iya, tunggu” sahut saya kemudian berkata”kenapa sampe teriak-teriak?”. “Coba kamu cek di rumah pak RW, Yuli dan Oman lagi ada di sana! Si Yuli kedapatan selingkuh oleh Oman! Disana lagi banyak orang, coba cari tahu!!”.
Singkat cerita saya bergegas ke rumah RW. Di tengah perjalanan saya pikir “kok saya? Kenapa bukan kakak saya saja yang datang ke rumah RW?”. Yasudahlah, saya pun sudah berada di rumah RW. Ternyata apa yang dikatakan kakak saya adalah benar adanya. Orang –orang di lorong kami banyak yang berkumpul untuk menonton adegan (adegan mediasi antara Yuli dan Oman oleh RW) di dalam rumah pak RW.
Saya cerita sedikit tentang Yuli dan Oman dulu. Yuli dan Oman adalah tetangga saya yang telah menjalin hubungan suami-isteri belasan tahun yang lalu dimana saya masih sangat-sangat kecil. Kak Yuli ini adalah anak dari sahabat mamak saya. Kebetulan mamak saya dan mamak kak Yuli adalah pendatang dari bugis dan beradu nasib di Kota Ujung Pandang yang sekarang dikenal dengan sebutan Kota Makassar. Dan sekarang kami adalah tetangga yang sudah sangat sangat seperti saudara.
**
Saya menyimak proses mediasi antara Yuli dan Oman yang bertempat di ruang tamu ketua RW, dimana pada tempat itu ada beberapa orang yang tidak berkepentingan atau hanya menyumpekkan suasana saja. Apalagi orang-orang yang berada di pekarangan rumah ketua RW, mereka hanya teriak “AH ALASAN TUH, BAKAR SAJA! TUMIS SAJA! GORENG SAJA!” dan bahasa kasar lainnya.
Sepertinya mediasi ini tidak akan lancar. Gimana tidak, di dalam ada seorang pemuda yang Sok jagoan di daerah ini atau preman yang dimana kata/ kalimat yang keluar dari mulutnya hanya kata kasar. Selain itu ada juga dua sejoli (anak baru gede) yang asyik menyimak tanpa arti. Yang paling terlalu adalah Bapak RW yang kebanyakan diam dan Ibu RW yang bertanya yang sepertinya berpihak, apalagi dengan segala lontaran pertanyaan yang sangat tidak berbobot menurut saya.
Karena saya pikir mediasi ini gak akan berhenti sampai 48 jam kemudian, saya lebih memilih pulang saja.
Sesampai di rumah, ternyata kakak saya sedang asyik menonton di ruang keluarga sambil menanti kabar yang saya bawa dari rumah ketua RW kami.
Kakak : “bagaimana Rul? Certain dong”
Saya : “eh, kenapa bukan kamu saja yang pergi tadi? Kenapa harus saya?” akhirnya saya mempertanyakannya.
Kakak : “tadi saya hanya pergi belanja di persimpangan sana, terus saya lihat orang pada ramai di tengah lorong depan rumah RW, nah, pas saya kesana, ibu-ibu pada liatin saya. Trus saya lihat sedikit dan nyimak bentar, pas saya keluar dari rumah RW, ibu-ibu tadi pada ilang semua. Mungkin merekakirain saya mau cari gara-gara, padahal kan saya gak tahu apa-apa”.
Yah, kakak saya ini dikenal di lorong kami sebagai seorang preman dengan segala keburukan yang ada pada diri seorang preman. Sehingga sebagian orang sedikit merasa takut pada dia.
Saya : “ouh” respon saya singkat. “tapi sepertinya mediasinya gak akan berhasil, suasana disana gak enak, pertanyaan-pertanyaannya gak berbobot, gak ada solusi, dan semua pandangan udah pada minus semua. Sampia minggu depanpun mereka gak bakal selesai mediasi tuh” lanjut saya.
Besok paginya, tepat pada tanggal 15 Mei 2014 kakak tertua (KT) kami datang ke rumah dan langsung membahas masalah Yuli semalam. Kurang lebih, intinya adalah dia yang menyuruh Yuli dan Oman balik ke rumah mereka karena katanya malu2in. Yah saya setuju kak! J
Pas saya ketemu teman-teman KT saya, mereka pada bercerita, “eh semalam KT kamu seperti orang gila di rumah pak RW, dia ngamuk sambil ngomong-ngomong kasar di tengah orang banyak loh rul!. Trus… truss… bla.. bla.. blaa”. Yah, saya gak sanggup dengar mereka menceritakan hal ini kepada saya. Padahal pagi tadi KT saya sepertinya melakukannya dengan lembut, ternyata…. -_- kedua kakak saya tetap dianggap preman sama orang-orang di lorong kami. Ckckck.
Kakak saya yang perempuan (KP) mendapatkan sms dari tetangga kami yang lain, kurang lebih smsnya seperti ini “Aslmkm Fulana, si Yuli semalam bertengkar loh sama suaminya. Katanya si Yuli selingkuh terus kepergok sama suaminya. Coba ke rumah Yuli lah, coba kasih nasehat-nasehat sedikit”. Saat KP saya ke rumah Yuli, saya tengah berada di dalam kamar saya yang lagi-lagi sedang menonton film. Saat KP pulang dari rumah Yuli, KP saya menanyakan keberadaan saya “Sahrul mana?”. Karena saya mendengarnya, saya akhirnya memutuskan turun dan mengahmpiri KP saya. “ada apa?” Tanya saya ke KP.
KP: “Rul, sahrul punya temen yang bias nge-ruqyah Yuli? Sepertinya ada sedikit berbeda sama dia yang sekarang”
Saya : “hah? Mana ada? biasa aja kok. Ruqyah gak sembarang eih… yang saya liat itu mah memang pada dasarnya kak Yuli udah kayak gitu”
Kakak NO. 2 : “biar aja rul, cobalah cariin dulu”
Saya : “yaudah, kalau gitu biar saya coba dulu bicara sama kak Yuli entar.”
KP : “beneran ya? Kalau gitu kita sama-sama saja kesana”. Tampak KP saya ini senang.
Pukul 14:00 wita, saya ke rumah kak Yuli ditemani oleh KP saya.
Saya dan KP : “assalamu’alaikum”
K’ Mulan : “wa’alaikumussalam”. Salam kami dijawab oleh salah satu saudari dari kak Yuli yang kemudian membukakan pintu rumahnya.
Saya : “hai kak, saya masuk yaa….”
K’ Mulan : “hahah, masuk saja rul”
Saya : “jadi dimana kita bias berbisnis?”
KP : “hahah”
K’ Mulan : “hahah, bisnis apaan rul? Ckck”
Saya sebisa mungkin untuk mencairkan suasana rumah saudara kami ini yang sudah terlihat kikuk akibat kejadian semalam.
Saya : “kita ke kamar kak Mulan aja”
K’ Mulan : “oh iya, sini ikut saya”
Saya dan KP mengikuti kak Mulan ke kamarnya. Sesampai di dalam kamar kami lanjut lagi.
Saya : “kak Yuli beneran mau di ruqiyah?”
K’Mulan : “gak tahu sih, tapi kata suaminya (Oman), dia minta agar isterinya (Yuli) di ruqiyah”
Saya : “yah gak bias gitu donk, coba Tanya langsung ke kak Yuli dulu”
Singkat cerita kak Yuli ternyata mau, dan akhirnya saya beranjak dari kamar kak Mulan sambil berkata dengan nada menggoda “kak, saya mau ngobrol-ngobrol sama kak Yuli dulu yah”. KP dan kak Mulan hanya tertawa.
“Kak Yuli apa kabar?” Tanya saya pas duduk tepat di depan kak Yuli
Yuli : *hening…
Saya pikir ini tidak benar. Jarak usia saya dan kak Yuli terlampau begitu jauh. Pasti kak Yuli bakal mikir “kok anak ‘kemarin sore’ yang malah mau interview saya?”. Ternyata tidak. Saya hanya berpikiran negative.
Saya : “kak Yuli (KY) siap di Ruqiyah?”
KY : “iya”
Sy : “kenapa?”
KY : “saya merasa kalau saya terlalu sering memikirkan cowok (selingkuhannya) itu, rasanya aneh kalau gak ngobrol sama dia seharian”
Dari apa yang dia katakan, sepertinya di dalam pikirannya, dia telah terkena sihir oleh si cowok. Tapi tunggu dulu, bias jadi ini pembelaan atau semacamnya. Sayakemudian bertanya lagi.
Sy : “yakin itu bukan dari hati kak Yuli?”. Saya blak-blakan aja, soalnya dia (KY) terlampau sering berbohong kepada saya. Saya hanya ingin kali ini dia ingin jujur kepada saya.
Singkat cerita (lagi), kak Yuli menceritakan keseluruhannya sambil mengeluarkan air mata yang terus saja mengalir di pipinya. Oh iya, jadi ingat kata KP saya sewaktu balik dari rumah KY yang tidak membuahkan hasil “KY aneh, kayak gak terjadi apa-apa, terus dia cuek banget ama saya. Harusnya kan kamu gimanaaaa gituuuu… kan semalam ada kasus besar kan? Gak ada nangis sedikit pun”. Nah itu penggalan kalimat yang dibawa oleh kp saya ke rumah. Tapi apa yang saya liat tepat dihadapan saya ini adalah KY mengalirkan air mata yang tidak henti-hentinya, dia pun tidak berhenti cerita. Karena sepertinya cerita KY ini hanya bakal bolak balik, maka saya langsung memotongnya “surat gugatan cerainya gak apa ditarik lagi kan?”. Yuhuuiii, maaf lupa ngabarin pemirsa, si KY ini udah menggugat cerai suaminya seminggu yang lalu loh… “iya Rul, tarik aja gugatannya” jawabnya singkat, yang sepertinya dia amat percaya kepada saya. Oh thanks banget loh KY, saya merasa sangat dihargai sebagai tetangga dan anak kecil yang kau gendong dan cubit-cubit dulu. Hahahah
Saya: “jadi gak apa ya kalau saya panggil kak Oman untuk me-mediasi kak Yuli sama kak Oman?”
KY : “iya gak apa-apa”
Wow, gila bener nih saya. Emang siapa saya? Hahaha. Saya sampai khilaf ingin me-mediasi mereka, padahal saya masih anak kecil di mata mereka berdua. Hahah. Akhirnya saya memutuskan untuk meng-sms Ustad Abu Khudaifah “afwan ustad, saya mau sedikit ngbrol-ngobrol sama ustad pas ba’da magrib, bisa?”. “afwan, saya masih di bandung”. Karena Ustad Abu Khudaifah ternyata masih di Bandung, maka saya memutuskan menelepon Ustad Abu Umar.
U. A. Umar : “Assalamu’alaikum”
Saya : “ ‘alaikumussalam Ustad, saya Sahrul. Berbincang sedikit boleh?”
U. A. Umar : “oh iya, tafoddal ustad (hahaha, kami disini saling memanggil ustad loh.. tua maupun muda)”
Saya : “tapi panjang ustad, saya maunya ketemu langsung. Emang Ustad lagi dimana sekarang?”
U. A. Umar : “saya lagi di jalan menuju Antang, kalau gitu kita ketemu ba’da Ashar aja”
Saya : “Syukran ustad”.
16:00 Wita, ba’da Shalat Ashar
Saya dan ustad Abu Umar  (AU) berangkat ke rumah KY. Dan singkat cerita (lagi lagi)
Setelah AU bertemu dengan KY, akhirnya si AU tidak memutuskan untuk meruqiyah. Karena dia juga melihat sisi lain dari cerita yang dipaparkan oleh KY. Si suami harus diikutsertakan. Kebetulan si suami lagi ngambek dan memutuskan untuk meninggalkan rumah. Jadi saya meneleponnya “salamu’alaikum kak Oman, saya Sahrul”.
K’ Oman : “oh iya rul, ada apa?”
Saya : “kak, apakah kakak bersedia saya mediasi sama kak Yuli?”
K’ Oman : “kalau Sahrul pikir itu yang terbaik, yaudah, saya ikut Sahrul saja”
Saya : “oke kak, nanti saya atur jadwal dulu, saya bakal telepon kak Oman lagi”
Cklek. Telepon berakhir
Eh? Saya tadi salah ngomong! Kenapa saya yang mediasi? Waduhhh” saya panik. “Kak Mulan, tolong sampaiin ke Kak Oman kalau yang mediasi itu kenalan saya, bukan saya. Yah kak?” minta saya ke kak mulan dengan wajah panic. “heheh iya, saya nanti telepon” J
Setelah itu, saya buat janji sama AU untuk bertemu kembali jam 8 malam besok harinya.
Sekian…
Poin-poin yang gak dimasukkan dalam cerita (karena bakal sangat panjang) :
Si KY adalah wanita yang  selama ini dikenal pendiam, dan tahu2nya kabar yang ada justeru yang paling memalukan. Selingkuh.
Si KY mengakunya gak selingkuh, tapi hanya berteman. Namun ternyata berdasarkan saksi yang mana saksi itu adalah KT saya sendiri berkata bahwa mereka pernah pacaran yang ternyata saat ini dianggap CLBK (Cinta lama belum kelar).
Si Oman ini penyabar namun terlihat kasar, katanya sangat ringan tangan. Katanya si KY.
Si KY butuh tempat curhat yang berujung tempat curhatnya itu tersangka sebagai pihak ke 3.
Si pihak ke 3 selalu meneror si Oman lewat sms. Akhirnya si Oman makin marah.
Si pihak ke 3 ini membantu KY untuk mengurus perceraiannya sama si Oman.
Si Oman ingin mempertahankan hubungan rumah tangga demi ke empat anaknya.
Kata KY, malah si Oman semangat tentang perceraian, sampai membicarakan harta gonogini.
Anak KY akhirnya tidak terurus sama sekali.

Seluruh nama yang dipakai adalah nama samara dan sungguh tidak ada maksud menjelek-jelekkan.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

anda dapat berkomentar dengan bebas

Total Tayangan Halaman